Tip Mencari Model Fotografi

Tip mencari model fotografi itu gampang-gampang susah. Bagi fotografer pemula, pertanyaan “dimana mencari model” sangat terasa mengintimidasi. Oleh karena itu, jika seorang fotografer pemula berhasil membujuk seseorang, entah model profesional atau amatir untuk bergaya di depan lensa kamera, mereka pun akan menjadi sangat puas.

Mencari model memang kadang sulit, namun kadang pula sangat sederhana prosesnya. Dikatakan sulit karena tidak semua orang mau berpose di depan fotografer asing yang tak jelas asal-usulnya. Dibilang sangat sederhana prosesnya karena model ada dimana saja, di kampus, di lingkungan keluarga atau tetangga sendiri, di agensi model, atau di pusat perbelanjaan.

Portfolio Seringkali Sangat Membantu

Model yang asing akan menganggap Anda sebagai orang yang lebih asing lagi. Mereka buta terhadap reputasi serta keahlian Anda. Oleh karena itu, tip mencari model fotografi untuk portfolio atau hasil karya yang pernah Anda buat sebelumnya bisa membuktikan “siapa diri Anda”. Masalahnya, fotografer pemula bahkan berada dalam posisi benar-benar mulai dari nol, tak punya portfolio meyakinkan yang mampu “meluluhkan” hati si model. Yang mereka miliki hanya tumpukan foto dokumentasi ulang tahun keponakan atau kondangan tetangga sebelah yang jauh dari kesan elit dan profesional.

Lantas? Cara termudah mendapatkan portfolio adalah dengan mengikuti kontes atau acara hunting bersama. Jika opsi kedua yang Anda pilih, bergabunglah dengan organisasi fotografi di kota Anda yang memiliki agenda hunting rutin. Nanti bersama-sama fotografer lainnya, Anda bisa memotret model profesional yang mereka sediakan. Simpanlah hasil pemotretan itu dan akuilah sebagai portfolio pertama Anda. Lakukan langkah-langkah ini berulang kali sampai Anda punya portfolio lengkap berisi foto model-model kondang di kota Anda. Jika secara kebetulan, wanita cantik yang akan Anda potret mengenali model-model yang pernah Anda potret sebelumnya, maka potensi Anda bekerja sama dengannya menjadi terbuka lebar. Pernah dengar kata-kata ramah seperti ini, “Ooo…kamu pernah motret si Ayu juga? Aku kenal dia sejak lama…”   

Membayar Model

Tip mencari model fotografi berikutnya adalah bayaran. Ada model yang minta dibayar, ada pula yang tidak. Golongan pertama berasal dari para model yang sudah menemukan “jalan karirnya”. Misalnya, pernah menjadi gadis sampul majalah ternama. Atau, mereka pernah menjadi bintang iklan produk tertentu. Besarnya tarif model sangat bervariasi. Ada yang men-charge kira-kira Rp. 900 ribu untuk 3 jam pemotretan. Ada juga yang meminta tarif lebih murah. Sedangkan golongan kedua biasanya berasal dari kelompok model yang sedang merintis karir. Mereka mau berpose untuk Anda, gratis, namun sebagai gantinya, cetak foto itu ke atas sehelai kertas foto dan berikanlah kepada model tersebut. Sistem kerja seperti ini disebut dengan istilah TFP, atau Time for Print. Anda boleh motret gratis asalkan Anda cetak foto itu dan memberikannya gratis pula kepada si model.

Penting atau Tidak Pentingnya Sebuah Pengalaman

Mungkin, hanya ada dua kategori model jika dilihat dari sudut pandang jam terbang, yaitu berpengalaman serta amatir (tidak atau kurang berpengalaman). Model yang berpengalaman bisa mengimbangi fotografer pemula. Jika si fotografer tidak punya referensi gaya yang sedap dipandang mata, atau jika mereka masih merasa kikuk mengarahkan si model untuk berpose, maka si model akan secara langsung memperagakan pose-pose terbaiknya. Mengapa? Pertama, karena si model sudah terbiasa bergaya sehingga memperagakan banyak pose, termasuk pose yang rumit sekalipun, bukanlah masalah besar. Kedua, mereka ingin menjaga reputasi sebagai model mumpuni sehingga tidak mau sembarangan memilih pose.

Namun, bukan berarti bekerja sama dengan model profesional bebas dari masalah. Kelemahan mendasar bekerja sama dengan model berpengalaman terletak pada pose-pose sama-persis yang mereka peragakan untuk satu fotografer ke fotografer lainnya. Walaupun si model memperagakan pose terbaiknya, tidak ada jaminan bahwa pose itu original dipersembahkan hanya untuk Anda. Siapa tahu, mereka pernah berpose dengan “bahasa tubuh” yang sama persis di masa lalu sehingga sampai pada akhirnya Anda hanya “menikmati” pose-pose generic saja.

Rekomendasi

Banyak teman, banyak koleksi model. Aturan mainnya memang seperti itu. Mengapa? Karena apabila berteman dengan banyak fotografer profesional, Anda bisa punya “bank data” dan akses menuju model-model profesional yang Anda butuhkan.

Oleh karena itu, bergaulah dengan sesama fotografer agar teman Anda sudi merekomendasikan model yang mereka kenal untuk Anda. Tentu saja ada syaratnya. Dalam pergaulan, janganlah jadi perusuh agar reputasi Anda tak tercela. Sekali tercela, Anda akan dikucilkan dan teman-teman Anda menjadi ragu membagi rekomendasi yang Anda butuhkan.

Kenalan Sendiri

Cara termudah mencari model adalah dengan “menyulap” kenalan sendiri menjadi seorang model. Mereka bisa berasal dari trah atau garis keturunan Anda sendiri seperti anak-anak atau orang tua. Pada prinsipnya, orang itu sudah Anda kenal sejak lama sebelumnya. Keuntungan bekerja sama dengan kenalan atau keluarga sendiri adalah komunikasi. Artinya, dalam prakteknya, Anda menjadi lebih mudah mengarahkan si model-kenalan itu jika dibandingkan ketika harus menghadapi orang yang benar-benar asing. Apa keuntungan “menyulap” kenalan sendiri menjadi seorang model? Keuntungannya, mereka biasanya tidak menuntut bayaran. Oleh karena itu, usahakan agar Anda mencetak foto itu dan menyerahkannya kepada kenalan Anda itu sebagai bentuk “ucapan terima kasih”.

Namun, mengubah kenalan menjadi model bukanlah perkara gampang. Bisa jadi, mereka malah merasa kikuk, malu, atau “jaga image” di depan kamera sehingga pose yang diperagakan kurang luwes dan tampak “patah-patah”. Kalau sudah begini, foto Anda akan terlihat kaku dan dingin.  

TABEL KEUNTUNGAN SERTA KEKURANGAN MENYEWA MODEL AMATIR DAN PROFESIONAL

Model AmatirModel Profesional
Membutuhkan “pemanasan” lebih lama agar model menjadi lebih rileks dan siap untuk difoto.Tidak membutuhkan terlalu lama “pemanasan”. Begitu make up dan pemilihan pakaian selesai, mereka sudah siap untuk difoto secara natural.
Murah karena biasanya tidak perlu membayar kecuali mentraktir kudapan-kudapan kecil.Selain menyediakan kudapan kecil, para model menuntut bayaran yang biasanya dihitung per jam (rata-rata per jam Rp. 100.000,- minimal 4 jam tergantung jam terbang model tersebut).
Anda harus mengarahkan gaya satu demi satu. Oleh karena itu, Anda harus punya banyak sekali referensi gaya.Model profesional sudah bisa bergaya secara otomatis tanpa perlu diarahkan. Bahkan, mereka bisa menunjukkan pose yang eksklusif hanya milik dirinya.
Jika Anda adalah fotografer yang tidak bisa mengarahkan model dengan baik, maka sesi pemotretan akan gagal total karena biasanya model amatir juga tidak tahu pose yang menurutnya menarik.Model profesional bisa mengimbangi Anda kalau Anda tidak tahu bagaimana caranya mengarahkan gaya.
Siap-siap menerima ekspresi yang kaku.Ekspresi model profesional dapat dipastikan lebih natural karena mereka terbiasa dengan pemotretan.
Kalau model amatir itu adalah teman atau keluarga Anda, maka komunikasi bukanlah masalah.Jika model profesional itu sudah sangat berpengalaman, bisa jadi mereka menganggap enteng Anda. Kalau sudah begini, mereka lebih dominan dalam sesi pemotretan.